Waspadalah, Sajadah Beradegan Seks dan Berlambang Dajjal Freemason
Artikel ini dikutip dari ‘efairy-holywar’ dan beberapa rangkaian blog lain yang pernah ditutup oleh pihak tertentu karena membongkar rahasia ‘The Elite’.Walau bagaimanapun pembongkaran misteri ini akan terus dibuat demi menyelamatkan kesucian dan kehormatan Islam.
Mungkin
banyak yang telah mengetahui informasi ini. Namun sekiranya Anda belum
mengetahui, silakan cari tahu! Ini sangat penting demi memelihara akidah
Anda.
Subliminal message atau pesan bawah sadar merupakan signal
atau pesan yang terdapat dalam media lain, yang dirancang untuk
melewati di atas normal pikiran/ presepsi manusia. Pesan itu sebenarnya
tidak dapat disadari/ diketahui, namun dalam situasi tertentu dapat
mempengaruhi pikiran, perilaku, tindakan, sikap, sistem kepercayaan dan
sistem nilai secara positif maupun negatif.
Istilah bawah sadar
berarti “beneath a limen“ (ambang inderawi). Subliminal berasal dari
bahasa Latin, kata sub yang berarti di bawah, dan limen, yang berarti
ambang (This is from the Latin words sub, meaning under, and limen,
meaning theshold). Kini kita akan langsung saja berhubungan dengan
sajadah. Ya, sajadah yang digunakan oleh Anda untuk alas shalat. Apa
yang menariknya di sini? Silakan perhatikan dahulu gambar/gambar di
bawah:
Master Carpet Freemason1
Freemason – Master Karpet
Berdasarkan
gambar Master Karpet di atas, saya mengambil tiga cirinya; Lantai Catur
(hitam/putih)/Checkered Floor, Bintang & Bulan dan 2 tiang yang
dikenali sebagai Joachim dan Boaz.
Sekarang kita akan perhatikan
contoh salah satu Sajadah yang telah diambil. Silakan perhatikan
baik-baik Sajadah dengan 3 ciri freemason: Checkered floor, Bulan &
bintang, dan 2 tiang (Joachim & Boaz).
Perhatikan Sajadah di
atas, ia juga mempunyai 3 ciri yang saya sebutkan, yaitu bintang dan
bulan, lantai berpetak (checkered floor) dan 2 tiang. Bagaimana? Percaya
tidak percaya simbol-simbol Yahudi itu ada di Sajadah kita.
Freemason
Freemason
dan Illuminati adalah cabang-cabang organisasi Dajjal Laknatullah.
Tiada bedanya di antara dua organisasi ini, keduanya menganut agama
penyembah Iblis dan Syaitan, mengamalkan sihir dan memuja-muja mistik
sesat (di antaranya percaya kepada kekuatan angka dan bentuk geometri).
Namun
freemason telah tampil seolah-olah sebuah organisasi yang “halal” dan
memperjuangkan kebajikan. Kini ahli mereka berada di seluruh dunia yang
rata-ratanya dianggotai oleh golongan elit.
Lantai Hitam & Putih/Checkered Floor: lantai yang digunakan dalam ritual freemasonry (berpetak hitam-putih).
Bulan
dan Bintang: biasa terdapat dalam logo dan simbol yang digunakan oleh
freemasonry, dan turut digunakan di dalam ritual penyembahan syaitan.
Bulan dan bintang turut digunakan sebagai simbolik ke-Islaman di
kebanyakan negara (walaupun itu bukan logo Islam).
All seeing eye
– Simbolik/propoganda “The Hidden Hand/Dajjal” seperti yang tercetak di belakang uang 1 dollar US.
Selain
itu, lihat juga di Sajadah berikut ini, jadi betapa banyaknya
simbol-simbol Zionis Yahudi di dalam Sajadah masjid masjid kita.
Lihatlah,
betapa banyaknya simbol-simbol Zionis Yahudi yang tersimpan di balik
Sajadah yang kita gunakan sehari-hari. Dan, bukan sampai di situ saja!
Tanpa kita sadari ada yang lebih berbahaya lagi, yakni adanya simbol
seks di balik Sajadah tersebut.
Perhatikan baik-baik:
Perhatikan baik-baik:
Nah
sekarang, entah sengaja atau memang tidak tahu, ada gambar yang
menampakkan pesan seks pada gambar Sajadah, karpet alas untuk shalat di
masjid-masjid. Sajadah jenis ini sudah tersebar di masjid-masjid, namun
sayang masyarakat/jama’ah masjid tidak menyadari bahwa karpet/sajadah
yang mereka pakai tiap hari bergambar porno.
Mungkin
sepintas itu tidak terlihat jelas dan pastinya tidak menyadari bahwa
sebenarnya gambar yang kita tahu adalah sebuah pintu, yang ternyata
kalau kita perhatikan dengan teliti akan menyerupai (maaf) seperti organ
vital laki-laki.
Coba perhatikan kembali gambar sajadah atau
karpet masjid! Ini seperti sudah didesain sedemikian rapi oleh si
pembuat di pabrik pembuat sajadah atau karpet masjid.
Inilah
perancangan jahat yang banyak di antara kita tidak
mengetahui dan sadar. Mereka akan menjadikan KITA SESAT DALAM KEADAAN
BERIMAN.
Walaupun dengan perkara sekecil ini, mereka tetap menjalankan rancangan jahat mereka.
Diharapkan di dalam kehidupan sehari hari, kita semua lebih berhati-hati dan lebih peka setelah membaca artikel ini,
“Sebagian
besar ahli kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu
kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari
diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran…,” (QS
Al-Baqarah: 109)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Man tasyabbaha bi qaumin fahuwa minhum.”
(Barangsiapa yang menyerupai sesuatu kaum, maka ia termasuk ke dalam golongan mereka).
Dari Aisyah ra ia berkata:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdiri untuk shalat di kain yang ada ukirannya. Tatkala selesai shalat beliau bersabda, ‘Pergilah kalian dengan kain ini kepada Abi Jahm bin Hudzaifah dan datangkanlah kepadaku dengan kain tebal yang tidak ada ukirannya (anbijansyah), karena sesungguhnya kain yang ada ukirannya itu telah menggagguku dalam shalat’.”
Dibolehkan shalat dengan memakai alas, baik berupa tikar, sajadah, kain, atau yang lainnya selama alas tersebut tidak akan mengganggu orang yang shalat. Misalnya sajadahnya bergambar dan berwarna-warni, yang tentunya dapat menarik perhatian orang yang shalat.
Di saat shalat, mungkin ia akan menoleh ke gambar-gambarnya lalu mengamatinya, terus memperhatikannya hingga ia lupa dari shalatnya, apa yang sedang dibacanya dan berapa rakaat yang telah dikerjakannya.
“Karena itu tidak sepantasnya memakai sajadah yang padanya ada gambar masjid, karena bisa jadi akan mengganggu orang yang shalat dan membuatnya menoleh ke gambar tersebut sehingga bisa mencacati shalatnya,” (Majmu’ Fatawa wa Rasa’il Fadhilatusy Syaikh Ibnu ‘Utsaimin, 12/ 362).
Saran, kalau ingin membeli sajadah, belilah sajadah yang polos atau setidaknya tidak memiliki banyak gambar-gambar. Atau jika sudah terlanjur memiliki sajadah yang bergambar, bisa juga di sajadah itu di alasi dengan kain putih, seperti yang mungkin pernah kita lihat saat shalat di masjid. Sajadahnya penuh gambar, kemungkinan ta’mir masjid tahu kalau sajadah bergambar ini akan mengganggu kekhsyusukan dalam beribadah, maka dialasilah dengan kain putih bersih di bagian ujung-ujung sajadah.
Dan satu lagi, pilihlah sajadah yang berukuran kecil, jangan yang lebar, kenapa? Karena dengan sajadah yang lebar itu, menyebabkan shaf-shafnya tidak merapatkan, lantaran lebar, yang hanya untuk dia sendiri. Walhasil, shaf pun tidak rapat.
Semoga Allah selalu melindungi kita, di mana pun kita berada. Wallahu a’lam.
Sumber :
www.salam-online.com
(Yan Tafrihan Fuady/dikutip dari http://hxforum.org/Forum Diskusi Sejarah dan konspirasi dan dari berbagai sumber).
“Man tasyabbaha bi qaumin fahuwa minhum.”
(Barangsiapa yang menyerupai sesuatu kaum, maka ia termasuk ke dalam golongan mereka).
Bagi mereka yang
beranggapan yang penting shalatnya, bukan sajadahnya, itu sah-sah saja,
tapi yang harus diwaspadai, tujuan dari gambar ini ada di sajadah kita
adalah karena Zionis Yahudi ingin menyimpan dalam otak kita akan simbol
mereka.
Secara tidak langsung otak kita akan merekam simbol itu,
dan perlahan kita akan terus ingat simbol itu, lalu ajaran yang mereka
bawa akan sangat mudah meresap di otak ini karena sebelumnya kita sudah
merekam simbol-simbol Zionis Yahudi itu dari Sajadah yang kita gunakan
setiap hari.
Dari Aisyah ra ia berkata:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdiri untuk shalat di kain yang ada ukirannya. Tatkala selesai shalat beliau bersabda, ‘Pergilah kalian dengan kain ini kepada Abi Jahm bin Hudzaifah dan datangkanlah kepadaku dengan kain tebal yang tidak ada ukirannya (anbijansyah), karena sesungguhnya kain yang ada ukirannya itu telah menggagguku dalam shalat’.”
Dibolehkan shalat dengan memakai alas, baik berupa tikar, sajadah, kain, atau yang lainnya selama alas tersebut tidak akan mengganggu orang yang shalat. Misalnya sajadahnya bergambar dan berwarna-warni, yang tentunya dapat menarik perhatian orang yang shalat.
Di saat shalat, mungkin ia akan menoleh ke gambar-gambarnya lalu mengamatinya, terus memperhatikannya hingga ia lupa dari shalatnya, apa yang sedang dibacanya dan berapa rakaat yang telah dikerjakannya.
“Karena itu tidak sepantasnya memakai sajadah yang padanya ada gambar masjid, karena bisa jadi akan mengganggu orang yang shalat dan membuatnya menoleh ke gambar tersebut sehingga bisa mencacati shalatnya,” (Majmu’ Fatawa wa Rasa’il Fadhilatusy Syaikh Ibnu ‘Utsaimin, 12/ 362).
Saran, kalau ingin membeli sajadah, belilah sajadah yang polos atau setidaknya tidak memiliki banyak gambar-gambar. Atau jika sudah terlanjur memiliki sajadah yang bergambar, bisa juga di sajadah itu di alasi dengan kain putih, seperti yang mungkin pernah kita lihat saat shalat di masjid. Sajadahnya penuh gambar, kemungkinan ta’mir masjid tahu kalau sajadah bergambar ini akan mengganggu kekhsyusukan dalam beribadah, maka dialasilah dengan kain putih bersih di bagian ujung-ujung sajadah.
Dan satu lagi, pilihlah sajadah yang berukuran kecil, jangan yang lebar, kenapa? Karena dengan sajadah yang lebar itu, menyebabkan shaf-shafnya tidak merapatkan, lantaran lebar, yang hanya untuk dia sendiri. Walhasil, shaf pun tidak rapat.
Semoga Allah selalu melindungi kita, di mana pun kita berada. Wallahu a’lam.
Sumber :
www.salam-online.com
(Yan Tafrihan Fuady/dikutip dari http://hxforum.org/Forum Diskusi Sejarah dan konspirasi dan dari berbagai sumber).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar